Gugus pelindung
adalah gugus fungsi yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak
turut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis.deproteksi
adalah penghilangan atau reduksi gugus pelindung menjadi gugus fungsi awal yang
dilindungi.
Pemilihan
gugus pelindung:
1.mudah
dimasukkan dan dihilangkan
2.tahan
terhadap reagen yang akan menyerang gugus fungsional yang tidak terlindungi
3.stabil
dan hanya bereaksi dengan pereaksi khusus untuk mengembalikan gugus fungsi
aslinya
4.gugus
pelindung seharusnya tidak mengangu reaksi yang dilakukan sebelum dihapuskan.
Penghilangan
gugus pelindung dapat terjadi:
1.solvolisis
dasar(penguraian oleh pelarut contoh hidrolisis dan alkoholisis
2.hidrogenolisis
3.logam
berat
4.ion
fluorida
5.fotolitik
6.asam/basa
7.elektrolisis
8.substitusi
nukleofilik
9.oksidasi
Dalam
sintesis masalah kemoselektivitas seringkali ditemukan. Misalkan, molekul yang
akan direaksikan mengandung dua gugus fungsi yang reaktif padahal kita hanya
menginginkan salah satu dari kedua gugus fungsi tersebut yang bereaksi. Salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan ini adalah dengan menggunakan gugus pelindung. Senyawa ketoester (1)
mengandung dua gugus karbonil yang berbeda kereaktifannya. Gugus karbonil keton
kereaktifannya lebih tinggi dibandingkan karbonil ester, karenanya jika senyawa
tersebut direduksi akan menghasilkan alkohol (2) bukan alkohol (3). Untuk mereduksi ester menjadi
alkohol, lazimnya digunakan LiAlH4 dan NaBH4 sebagai
reduktor. Namun produk yang
dihasilkan masih dominan kearah alkohol (2) karena faktor kereaktifan. Agar
alkohol yang dihasilkan adalah alkohol (3), gugus karbonil keton harus
dilindungi dulu (misalnya diubah menjadi asetal).
Sintesis :
Gugus pelindung
yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- mudah dimasukkan dan mudah dihilangkan
- resisten terhadap reagen yang akan menyerang gugus fungsional yang tidak terlindungi
- sedapat mungkin resisten terhadap berbagai macam varietas reagen.
Dalam sintesis (3), asetal
mudah dibuat dan mudah dihilangkan, keduanya dengan hasil yang baik, tahan
reagen seperti basa, nukleofil, dan agen pereduksi seperti LiAlH4.
Pada tabel 5.1 ditampilkan beberapa
macam gugus pelindung yang tersedia untuk semua gugus fungsional.
Tabel 5.1 Gugus-gugus pelindung
Gugus
|
Gugus
pelindung (GP)
|
Penambahan
|
Penghilangan
|
Ketahanan
GP
|
GP reaktif terhadap
|
Aldehid
|
Asetal
|
||||
RCHO
|
RCH(OR’)2
|
R’OH, H+
|
H+/ H2O
|
Nukleofil, basa, reduktor
|
Elektrofil, oksidator
|
Keton
|
Asetal (ketal)
|
||||
RCOR
|
R2C(OR’)2
|
R’OH, H+
|
H+/ H2O
|
Nukleofil, basa, reduktor
|
Elektrofil, oksidator
|
Asam
|
Ester
|
||||
RCO2H
|
RCO2Me
|
CH2N2
|
H2/katalis Pd/C
|
Basa
lemah, elektrofil
|
Basa
kuat, nukleofil, reduktor
|
RCO2Et
|
EtOH/H+
|
OH-- /H2O
|
Basa
lemah, elektrofil
|
Basa
kuat, nukleofil, reduktor
|
|
RCO2CH2Ph
|
PhCH2OH/H+
|
H2/katalis,
atau HBr
|
Basa
lemah, elektrofil
|
Basa
kuat, nukleofil, reduktor
|
|
RCO2Bu-t
|
H+/t-BuOH
|
H+
|
Basa
lemah, elektrofil
|
Basa
kuat, nukleofil, reduktor
|
|
RCO2CH2CCl3
|
Cl3CCH2OH
|
Zn.MeOH
|
Basa
lemah, elektrofil
|
Basa
kuat, nukleofil, reduktor
|
|
RCO2 --
|
basa
|
asam
|
nukleofil
|
elektrofil
|
|
Alkohol
|
Eter
|
||||
ROH
|
ROCH2Ph
|
PhCH2Br / basa
|
H2/katalis,
atau HBr
|
Basa/oksidasi,
elektrofil
|
HX
nukleofil
|
Asetal
|
|||||
THP
|
DHP
|
H+/ H2O
|
Basa
|
asam
|
|
MEM
|
ROCH2O(CH2)OMe
|
ZnBr2
|
Basa
|
asam
|
|
Ester
|
|||||
RCO2R’
|
R’COCl /piridin
|
NH3, MeOH
|
Basa/oksidasi,
elektrofil
|
nukleofil
|
|
Fenol
|
eter
|
||||
ArOH
|
ArOMe
|
Me2SO4
K2CO3
|
HI,
HBr
atau
BBr3
|
Basa,
elektrofil lemah
|
Serangan
elektrofil ke cincin
|
Asetal
|
|||||
ArOCH2OMe
|
MeOCH3Cl / basa
|
HOAc,
H2O
|
Basa,
elektrofil lemah
|
Serangan
elektrofil ke cincin
|
Tabel 5.1 (lanjutan)
Gugus
|
Gugus
pelindung (GP)
|
Penambahan
|
Penghilangan
|
Ketahanan
GP
|
GP reaktif terhadap
|
Amina
|
Amida
|
||||
RNH2
|
RNHCOR’
|
R’OCCl
|
OH-- /H2O
|
elektrofil
|
|
Uretan
|
|||||
RNHCO.OR’
|
R’OCOCl
|
H2 /katalis
atau HBr
|
elektrofil
|
Basa, nukleofil
|
|
RNHCOOBu-t
|
t-BuOCOCl
|
H+
|
elektrofil
|
Basa, nukleofil
|
|
flalimida
|
Anhidrida ftalat
|
NH2NH2
|
elektrofil
|
Basa, nukleofil
|
|
Tiol
|
|||||
RSH
|
AcSR
|
AcCl / basa
|
OH-- /H2O
|
elektrofil
|
oksidasi
|
Senyawa karbonil dapat digunakan
untuk melindungi diol, seperti pada salbutamol (4). Diskoneksi yang tepat dimulai dari ikatan C – Br, diikuti
dengan proses IGF sehingga diperoleh asam salisilat sebagai material start.
Reduksi asam salisilat akan menghasilkan diol (5), dan bila langsung
dilanjutkan dengan brominasi, benzilalkohol akan teroksidasi kembali. Karenanya
sebelum brominasi, diol dilindungi menjadi ketal dengan aseton dalam suasana
asam.
Analisis :
Sintesis :
Gugus pelindung untuk asam karboksilat adalah vital dalam sintesis peptida.
Bahkan problemanya sangat jelas sekalipun hanya dipeptida. Dipeptida ester Asp-Phe-OCH3 (6) merupakan
agen pemanis, 150 kali lebih manis dari gula tebu. Hanya satu diskoneksi yang
masuk akal karena kita tahu Asp dan Phe sudah tersedia untuk material start.
Tetapi, masalah utamanya adalah bagaimana kita membuat kombinasi dipeptida
seperti yang diinginkan dan menghilangkan peluang terbentuknya dimer Asp-Asp,
Phe-Phe, dan produk yang salah Phe-Asp. Selain itu, juga perlu diingat bahwa
Asp memiliki dua gugus karboksilat. Dalam hal ini penggunaan gugus
pelindung adalah jawaban yang tepat.
Analisis :
Proteksi Asp
Proteksi Phe
Sintesis :
sumber: Andika.P.W.blogspot.com"sintesis organik:gugus pelindung"
dokumen tips bab V gugus pelin
kenapa gugus pelindung amida tidak ada kereaktifannya terhadap basa, nukleofil dll?? mohon di jawab min. .
BalasHapusAmida merupakan senyawa turunan asam karbosilat yang diperoleh dari penggantian –OH pada gugus –COOH oleh gugus –NH2. Amida adalah senyawa yang sangat tidak reaktif, karena protein terdiri dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan amida. Amida tidak bereaksi dengan ion halida, ion karboksilat, alkohol, atau air karena dalam setiap kasus, nukleofil yang masuk adalah basa lemah dari gugus pergi amida.
BalasHapusKeberadaan gugus karbonil dalam turunan asam karboksilat sangat menentukan kereaktifan dalam reaksinya, walaupun gugus karbonil tersebut tidak mengalami perubahan.
b. Gugus asil ( R-C=O ) menyebabakan turunan asam karboksilat mudah mengalami substitusi nukleofilik. Dalam substitusi ini, atom/gugus yang berkaitan dengan gugus asil digantikan oleh gugus lain yang bersifat basa.
c. Reaksi substitusi nukleofilik pada turunan asam karboksilat berlangsung lebih cepat dari pada reaksi substitusi nukleofilik pada rantai karbon jenuh (gugus alkil).alam reaksi tanpa katalis, amida tidak akan terprotonasi. Oleh karena itu, air, yang sangat miskin nukleofil, harus menyerang amida netral yang jauh lebih rentan terhadap nukleofilik daripada serangan dari amida terprotonasi. Selain itu, kelompok dari intermediat tetrahedral tidak terprotonasi dalam reaksi tanpa katalis. Oleh karena itu,-OH adalah gugus pergi dari tetrahedral menengah-karena– OH merupakan basa yang lemah dari–NH2.Ketika amida di hidrolisis dalam kondisi asam,proton asam dari karbonil oksigen,meningkatkan kerentanan karbon karbonil untuk menyerang nukleofilik apabila tidak menggunakan katalis asam kuat maka reaksi tidak dapat berlangsung karena tidak adanya protonasi.